Kesehatan – Sebagian besar orang di seluruh dunia pernah mengonsumsi antibiotik, Ya, itu adalah obat yang diciptakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri. Sejak awal penemuannya oleh Sir Alexander Flemming, antibiotik telah menyelamatkan banyak nyawa. Hingga saat ini, perkembangan antibiotik dinilai sebagai salah satu kemajuan di dunia kedokteran modern. Sejak antibiotik digunakan pada tahun 1940-an, angka harapan hidup manusia menjadi meningkat.
“Berdasarkan fungsi, antibiotik digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Saat ini, jenis antibiotik yang ada biasanya bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi, atau menghambat bakteri dalam memperbanyak diri,” ujar dr. Andika Widyatama.
Tak hanya dari dokter, antibiotik ternyata juga bisa ditemukan dari lingkungan di sekitar rumah Anda. Orang-orang menyebutnya sebagai antibiotik alami.
Apa saja yang termasuk sebagai antibiotik alami?
1. Madu
Orang Mesir sering menggunakan madu sebagai antibiotik alami dan pelindung kulit. Fakta menyebut bahwa madu mengandung hidrogen peroksida, yang memiliki sifat antibakteri. Produk lebah itu juga memiliki kandungan gula tinggi, yang dapat membantu menghentikan pertumbuhan bakteri tertentu.
Tak hanya itu, madu juga memiliki tingkat pH yang rendah. Ini membuatnya mampu menarik cairan dari bakteri sehingga menyebabkan mikroorganisme tersbeut dehidrasi dan mati.
Untuk menggunakan madu sebagai antibiotik, Anda dapat mengoleskannya langsung ke luka atau area yang terinfeksi. Anda juga dapat menelan satu sendok makan madu, untuk membantu pengobatan infeksi tubuh bagian dalam. Anda pun bisa mencampurnya ke dalam secangkir teh herbal hangat.
Satu hal yang perlu dicatat, madu sangat tidak disarankan untuk anak usia satu tahun ke bawah. Ini karena anak usia tersebut belum memiliki sistem pencernaan yang baik, sehingga pemberian madu bisa menyebabkan terjadinya keracunan.
2. Ekstrak bawang putih
Bawang putih telah lama dianggap memiliki sifat antimikroba. Sebuah studi tahun 2011 menemukan bahwa konsentrat bawang putih efektif melawan bakteri.
Untuk mendapatkan manfaatnya, ekstrak bawang putih bisa dibeli di sejumlah tempat. Anda juga dapat membuatnya sendiri, dengan merendam beberapa siung bawang putih dalam minyak zaitun.
Bawang putih umumnya aman untuk dicerna. Akan tetapi, Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsinya dalam jumlah berlebih. Sebab hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan internal. Jadi, jika Anda mengonsumsi suplemen bawang putih, pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis yang disediakan.
Di samping itu, bila Anda sedang mengonsumsi obat pengencer darah, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bawang putih sebagai antibiotik. Pasalnya, dosis besar dari ekstrak bawang putih dapat memperkuat efek obat tersebut.
3. Esktrak esensial thyme
Banyak pembersih rumah tangga alami menggunakan minyak esensial thyme. Minyak ini telah terbukti sangat membantu melawan bakteri resisten antibiotik.
Pada sebuah studi, peneliti menguji keefektifan minyak esensial lavender dan thyme. Kedua minyak tersebut diuji dalam genangan lebih dari 120 strain bakteri. Tim peneliti menemukan bahwa minyak esensial thyme lebih efektif dalam membunuh bakteri daripada minyak esensial lavender.
Kendati begitu, minyak esensial thyme hanya untuk penggunaan luar alias tidak untuk ditelan. Di samping itu, Anda juga wajib mencampurkan minyak ini dengan minyak zaitun atau minyak kelapa sebelum mengoleskannya ke bagian tubuh tertentu, agar tidak menimbulkan peradangan dan iritasi. Satu hal lagi, minyak jenis ini sebaiknya tidak digunakan oleh orang dengan tekanan darah tinggi atau masalah hipertiroid.
Itu dia beberapa antibiotik alami yang bisa Anda temukan di rumah. Mana yang sekiranya jadi favorit Anda? Tetap ingat untuk menggunakannya sesuai aturan, agar efek sampingnya tidak ada dan manfaatnya benar-benar terasa.
(nb/rvs)
Sumber: Klik Dokter