Makassar – Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, menyebut lembaga survei bukan menjadi satu-satunya jaminan indikator kemenangan, baik pemilihan umum anggota legislatif maupun Pemilu Presiden 2019.
“Hari ini kita melihat sebagian lembaga survei tidak hanya sebagai potret, tetapi untuk membangun opini. Saya tidak ingin masyarakat tersesat oleh opini yang dibangun sebagian lembaga survei itu,” kata pria disapa akrab Romi di Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin.
Menurut dia, meskipun PPP juga menggunakan lembaga survei kredibel, tidak sepenuhnya diekspos dan hanya dijadikan tolok ukur untuk melihat sejauh mana peran survei terhadap hasil risetnya, mengingat jumlah sampel yang diambil secara acak.
Selain itu, tidak hanya mengandalkan survei, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh kader untuk bergerak dengan menjalankan “door to door” dan pencatatan calon pemilih itu siapa apakah terdaftar atau tidak.
Dengan demikian, lanjut Romi, survei-survei tersebut itu hasilnya nantinya akan terbantahkan dengan hasil pemilu yang dilaksanakan apabila salah melakukan riset di lapangan.
“Survei kami dari waktu ke waktu berada di tengah di atas 3 persen. Namun, pada kenyataanya jauh dari itu. Target tiga besar pemenang pemilu masih tetap. Bila melihat Pemilu 2004, PPP masih tiga besar dalam perolehan kursi meskipun dalam suara nomor empat, kami yakin itu bisa,” katanya.
Mengenai dengan target, dia mengatakan, partai politik menargetkan 11 persen. Mengapa 11 persen? Karena dari semboyan 10 lebih 10 bisa diartikan maknanya 11 persen, dan itu sama dengan 66 kursi di parlemen.
Kontribusi untuk Sulsel, menurut Romi, tiga kursi tetap disumbang dari Sulsel. Kendati disebutkan dari salah satu lembaga survei (Deni JA) PPP hanya mendapat 2,2 persen, kata dia, tidak ada yang gratis di politik.
“Saya ingin tegaskan bahwa survei yang ada itu tidak ada gratisan. Kalau tidak order, siapa yang mendapat. Kami tidak order, tidak dipublikasikan. Mohon maaf kalau dinaikkan kemudian dipublikasikan tanpa fakta akurat ibaratnya itu onani politik yang asyik sediri,” katanya.
Semua jenis survei dilakukan dan telah dipakai untuk kepentingan internal. PPP selalu melihat sisi kelemahan dari survei itu sehingga digunakan sebagai dasar evaluasi untuk kepartaian.
Pada elektoral, lanjut dia, di dalam internal PPP ada dua hal, yakni ingin menang pemilu, bukan menang survei. Meskipun ada partai yang surveinya tinggi, tidak bisa serta-merta sesuai dengan diramalkan lembaga survei itu. (ant)