Internasional – Turki menyerukan desakan perlunya reformasi PBB dan tak bisa ditunda. Hal ini diungkap Presiden Recep Tayyip Erdogan, Rabu (24/10), pada perayaan 73 tahun PBB dalam pernyataan tertulis.
“Reformasi PBB yang telah dibentuk 73 tahun lalu, terutama Sekretariat PBB yang bertanggung jawab pada keamanan dan perdamaian global, tidak bisa ditunda atau diabaikan,” jelasnya.
Piagam PBB mulai berlaku pada 24 Oktober 1945 dan dirayakan setiap tahun sebagai Hari PBB. Pada tahun 1971, Majelis Umum PBB merekomendasikan agar hari itu diperingati oleh negara-negara anggota sebagai hari libur nasional.
“Saat ini, umat manusia dihadapkan pada berbagai ancaman serius, mulai dari perubahan iklim hingga pembersihan etnis, dari kelaparan hingga xenofobia, dari epidemi hingga terorisme. Tidak mungkin bagi negara mana pun untuk melawan masalah-masalah ini sendiri. (Masalah ini) mengancam masa depan umat manusia dan mengganggu pencarian keadilan global,” kata Erdogan.
“Dalam pengertian ini, PBB adalah platform yang paling penting yang dapat menghasilkan solusi berkelanjutan untuk masalah-masalah umum kemanusiaan meskipun terjadi kemunduran dalam beberapa tahun terakhir. Pembantaian sebelumnya di Rwanda, Bosnia dan Herzegovina, Kosovo dan perang saudara di Suriah untuk delapan tahun terakhir. Ini adalah indikasi paling konkret bahwa Dewan Keamanan telah gagal memenuhi tanggung jawabnya. Itulah mengapa kami menyerukan reformasi mendesak.”
Erdogan sebelumnya dikenal dengan slogan “dunia lebih besar dari lima”. Hal ini merujuk pada lima negara pemegang hak veto di PBB yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan; Cina, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat. Erdogan pun bertanya,
“Selama ketidakadilan di Dewan Keamanan PBB saat ini tidak diperbaiki, mungkinkah keberhasilan membangun perdamaian dunia dan untuk mencapai reformasi PBB yang lengkap tercapai?”
Erdogan mengatakan Turki akan terus menawarkan dukungan untuk reformasi, yang katanya akan mengubah PBB menjadi struktur yang lebih “adil, demokratis, transparan, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan”.
“Turki, di bawah naungan mediasi PBB, mengambil peran utama dalam banyak kegiatan seperti operasi perdamaian, kontra-terorisme, bantuan kemanusiaan dan pembangunan, migrasi dan pengungsi, seperti dikutip Anadolu. (eks/cnn)