Jakarta – Guna menghindari terjadinya penumpukkan kendaraan yang mengakibatkan kemacetan di bahu jalan tol, Kementerian Perhubungan akan menerapkan manajemen rekayasa di dalam tempat istirahat atau “rest area”.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono mengatakan, berdasarkan pengalaman mudik 2017, rest area di jalan tol menjadi salah satu titik penumpukkan kendaraan.
“Kami mulai menerapkan manajemen rekayasa lalu lintas di rest area seusai kebutuhan para pemudik. Ini dilihat dari tujuan pemudik yang ingin memasuki rest area,” kata Bambang, dalam diskusi di Kementerian Kominfo Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Ia menjelaskan rekayasa dilakukan dengan membuat lajur khusus sesuai kebutuhan pemudik. Kebutuhan pemudik memasuki “rest area” menurut Bambang tentu berbeda-beda.
Pemudik yang ingin mengisi bahan bakar akan dibedakan dengan pemudik yang hanya ingin makan, beribadah dan ke toilet.
“Yang hanya ingin isi bensin nanti ada lajur khusus. Selama ini kan campur, yang ingin salat, ke toilet, ke mushala. Sekarang kami pisah karena kebutuhan berbeda-beda,” kata Bambang.
Sementara itu, Vice President Operation Management PT Jasa Marga, Bagus Cahya AB, menambahkan pihaknya juga akan menyediakan papan informasi terkait kapasitas “rest area” sehingga pemudik bisa langsung memutuskan masuk atau melanjutkan perjalanan.
Selain itu, Jasa Marga juga akan menempatkan petugas di rest area untuk menutup jika kapasitasnya sudah penuh. Masyarakat pun diimbau untuk mematuhi peringatan tersebut agar membantu kelancaran arus lalu lintas.
“Kalau mengusir tentu sulit, maka kami tempatkan petugas di `rest area. Kalau sudah penuh, kami tutup. Nantinya juga dimungkinkan ada pengumuman atau imbauan kepada masyarakat jika sudah terlalu lama di rest area,” kata Bagus. (red/ant)