Jakarta – Mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump adalah orang yang berbahaya, pemimpin yang “tak patut secara moral,” melakukan “kerusakan besar” pada norma institusi dan budaya.
Mantan bos penyidik menyatakan khawatir Trump bisa diperas oleh Rusia karena diklaim hadir di antara beberapa pekerja seks yang saling mengencingi satu sama lain saat berkunjung ke Moskow 2013 silam.
Comey dipecat Trump pada Mei lalu, sementara FBI menyelidiki kaitan antara tim kampanye 2016 Trump dengan intervensi Rusia pada pemilihan umum Amerika Serikat.
Rusia telah menampik mengintervensi pemilu dan Trump berulang kali menepis tudingan kolusi atau melakukan aktivitas tak pantas apapun.
Comey berencana merilis sebuah buku yang blak-blakan bercerita soal Trump, ‘A Higher Loyalty’, Selasa ini.Dalam wawancara khusus dengan ABC News, dikutip Reuters pada Senin (16/4/2018), Comey mengatakan Rusia mungkin punya bukti untuk mendukung dugaan kunjungan Trump ke Moskow. “Mungkin, tapi saya tak tahu,” ujarnya.
Comey mengatakan Trump mmengatakan kepadanya bahwa dirinya tidak menginap di hotel Moskow dan klaim terkait para pekerja seks itu tidak benar.
“Seseorang … yang bicara dan memperlakukan perempuan seperti sepotong daging, yang berbohong secara terus-menerus soal hal besar dan kecil dan berkeras meminta warga Amerika mempercayainya, orang itu tak pantas jadi Presiden AS, secara moral. Dan itu bukan pernyataan kebijakan,” kata Comey.
“Dia tak pantas secara moral untuk jadi Presiden.”
Peluncuran buku dan wawancara dengan ABC News itu membuat Trump melontarkan serangkaian ejekan terhadap Comey, menentang tudingan yang dilontarkan kepadanya lewat buku itu. Orang nomor satu AS berkeras tak pernah memaksa eks-bos detektif itu untuk setia padanya.
“Si licin James Comey, orang yang selalu berakhir buruk dan gagal (dia tak pintar!), akan jadi direktur FBI paling buruk sepanjang masa!” kata Trump dalam salah satu dari lima twit yang dia arahkan pada Comey, Minggu.(cn)