Internasional – Parlemen Eropa menggelar 14 pertemuan rahasia dengan Korea Utara selama tiga tahun belakangan untuk bernegosiasi agar Pyongyang mau mengakhiri program senjata nuklirnya.
“Kami bertemu secara diam-diam dengan pejabat senior Korea Utara dalam 14 kesempatan,” ujar pemimpin delegasi Parlemen Eropa, Nirj Deva, kepada AFP.
Deva membeberkan bahwa pertemuan dengan pejabat Korut itu biasanya dilakukan di Brussels. Di sana, mereka mendengarkan kekhawatiran Korut dan mencoba meyakinkan mereka akan risiko perang nuklir.
“Kami mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka terus melanjutkan program rudal dan bom nuklir, mereka akan menghadapi risiko tak terelakkan yang tak terpikirkan,” ucap Deva.
Deva mengatakan bahwa Pyongyang akhirnya sepakat untuk mengadakan pertemuan ini karean sanksi yang dijatuhkan Parlemen Eropa mulai mencekik rakyat kecil di Korut.
Menurut Deva, mereka melakukan pertemuan itu “untuk dialog tanpa syarat” demi mengakhiri ketegangan di Semenanjung Korea.
“Saya melakukan advokasi ini dengan sangat rahasia. Baru sekarang kami memberi tahu upaya ini agar publik mengetahui perundingan ini,” ucap Deva.
Tak hanya Korut, delegasi Parlemen Eropa ini juga bertemu dengan pejabat senior dari Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan untuk mencapai “denuklirisasi di Semenanjung Korea.”
Upaya ini pun, menurut Deva, memberikan andil dalam rencana pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, yang rencananya digelar April mendatang.
Rencana pertemuan ini diumumkan oleh delegasi Korsel setelah menyampaikan undangan langsung dari Kim Jong-un kepada Trump. Kim menyampaikan undangan pertemuan itu kepada delegasi Korsel saat bertemu di Pyongyang pada Februari lalu.
Trump langsung menerima undangan itu, tapi hingga kini, Korut belum memberikan keterangan resmi mengenai pertemuan tersebut. Jika benar terjadi, ini akan menjadi pertemuan pertama antara pemimpin negara AS dan Korut sepanjang sejarah. (has)