Kesehatan – Keputihan memang sering kali dikeluhkan oleh setiap wanita. Cairan putih ini keluar dari vagina secara fisiologis (normal) dan juga patologis. Namun kini di masyarakat berkembang pula anggapan bahwa alat kontrasepsi dapat menyebabkan keputihan.
Secara fisiologis, keputihan bisa terjadi karena adanya perubahan hormonal dalam tubuh yang biasanya muncul saat menjelang atau setelah menstruasi, kehamilan, stres, obesitas, diabetes, penggunaan obat dan faktor lainnya.
Sedangkan, keputihan patologis dapat terjadi karena adanya komponen infeksi yang diakibatkan oleh parasit, jamur dan bakteri.
Salah satu faktor lain yang dapat dikatakan sebagai penyebab terjadinya keputihan secara normal adalah efek dari penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi sudah menjadi hal yang umum di dalam masyarakat. Kondisi ini semakin wajar ditemukan terutama dalam rangka untuk mendukung program pemerintah, yaitu memiliki dua anak saja cukup dalam satu keluarga.
Berbagai alat kontrasepsi yang disediakan di fasilitas kesehatan masyarakat adalah kondom, pil KB, suntik KB satu atau tiga bulan sekali, susuk implan dan pemasangan spiral atau yang sering disebut metode IUD.
Metode intrauterine device atau IUD dikatakan sering kali menyebabkan keputihan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan saat pemasangan IUD terdapat alat yang kurang steril, sehingga dapat memicu keluarnya cairan di area vagina. Kondisi ini dapat mengundang jamur, virus atau bakteri.
Meski demikian, penggunaan IUD sebenarnya merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup efektif dan direkomendasikan, karena pengerjaannya hanya satu kali dan dapat digunakan untuk menunda kehamilan hingga delapan tahun lamanya.
Di samping itu, penggunaan alat kontrasepsi jenis lainnya yang mengandung hormon juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormon pada wanita, sehingga dapat memicu terjadinya keputihan dalam kehidupan sehari-hari.
Hormon yang terdapat di dalam alat kontrasepsi ini biasanya berupa hormon estrogen dan progesteron. Jika dimasukkan atau ditambahkan hormon dari sumber lain, dapat membuat hormon dasar dalam tubuh akhirnya tidak seimbang dan mengakibatkan salah satu efek samping timbul, yaitu keputihan.
Yang perlu diingat, kenali keluhan-keluhan bahaya dari gejala keputihan yang mungkin terjadi. Sebab penggunaan IUD ini dapat menyebabkan infeksi menyebar hingga saluran reproduksi bagian atas, dengan risiko dua kali lebih besar karena letak pemasangannya di dalam rahim.
Selama cairan tampak bening, tidak berbau dan tidak menimbulkan keluhan seperti rasa gatal atau terbakar, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan terdekat. Untuk lebih nyamannya, sebaiknya Anda tidak menggunakan celana ketat, terlebih yang tidak dapat menyerap keringat seperti bahan katun.
Hindari pula penggunaan produk pembersih wanita karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam vagina. Jika menggunakan panty liner, biasakan untuk menggantinya tidak lebih dalam waktu 3 sampai 4 jam sekali agar kelembapannya tetap terjaga.
Jadi, untuk menghindarkan diri Anda dari keputihan sebagai akibat dari penggunaan alat kontrasepsi, lakukanlah kiat-kiat di atas. Selain itu, tetaplah menjaga kebersihan dan kelembapan di sekitar area vagina Anda. (np/rvs)
Sumber: Klik Dokter