Setelah Irak, Suriah, Kini Mesir Bergejolak

Kairo – Dua Polisi tewas dan 9 lainnya luka-luka dalam satu ledakan, Sabtu 8-7-2017, di Provinsi Sinai Utara, Mesir, ujar stasiun televisi Mesir.

Pejabat senior keamanan Mesir mengatakan, satu bahan peledak rakitan menghancurkan kendaraan lapis baja Polisi di Kota Arish, Kabupaten Shafa, Sinai Utara, yang berbatasan dengan Israel serta Jalur Gaza, ujar kantor berita Mesir, MENA.

“Tindakan pengamanan telah ditingkatkan di sekitar lokasi ledakan, sementara 1 Tim Penjinak Bom menyisir daerah itu untuk memastikan wilayah itu aman dari bahan peledak,” katanya.

Ledakan terjadi sehari setelah seorang pembom mobil bunuh diri, menyerang satu Pos pemeriksaan di Kota Rafah, berdekatan dengan Sinai Utara. Ledakan itu menewaskan dan melukai sedikitnya 26 orang, kata juru bicara Militer Mesir.

Masih pada Sabtu 9-7-2017, Polisi Mesir menewaskan 14 pelaku teror dalam tembak menembak di daerah gurun di Provinsi Terusan Suez, Ismailia.

Munculnya berbagai teror ini, membuat Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi menggelar pertemuan, Sabtu 8-7-2017, dengan para pejabat senior, termasuk Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman, serta Kepala Dinas Intelijen Umum, untuk membahas serangan Jumat 7-7-2017.

“Pasukan fanatik berusaha merusak kestabilan dan keamanan negeri ini,” ujar Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi.

Mesir telah menghadapi peningkatan serangan teror setelah militer menurunkan presiden Mohamed Moursi dari jabatannya pada Juli 2013.

Serangan teror terpusat di daerah bergolak Sinai Utara dan menewaskan ratusan Polisi dan Tentara selama beberapa tahun belakangan. Belakangan ini serangan mulai diarahkan kepada masyarakat minoritas Koptik dan tempat ibadah mereka di seluruh negeri, sejak akhir Desember 2016.

Kebanyakan aksi teror diklaim oleh kelompok yang berpusat di Sinai yang setia kepada kelompok Fanatik. (Jg)