Serang – Masyarakat Banten dan juga partai politik yang hendak mengusung isu putra daerah pada pemilihan gubernur atau pilgub tahun 2017 mendatang, mungkin harus mempertimbangkan ulang persyaratan ini. Hal ini disebabkan adanya temuan negatif seorang guru besar IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten tentang karakter sejumlah masyarakat Banten yang kurang baik.
H MA Tihami, guru besar yang sedang melakukan penelitian tentang inti kebudayaan Banten ini menjelaskan jika sebagia besar masyarakat Banten saat ini banyak yang malas, terlalu banyak pertimbangan, dan juga agamis tetapi hanya simbolnya saja.
“Masyarakat Banten seharusnya mempunyai identitas diri, terutama para pemimpin yang ada,” katanya, kemarin (21/3/2016).
Sementara pengamat politik yang juga penyelenggara diskusi H S Suhaedi mengaku sengaja mengadakan diskusi tentang Wong Banten ini karena ingin mengajak masyarakat serius jika ingin mengubah Banten menjadi lebih baik. “Jika pemimpin Banten ke depan tidak harus orang Banten asli, tetapi intinya memiliki pandangan yang sama dengan masyarakat Banten,” imbuhnya.
Adanya pendapat negatif tentang karakter warga Banten dibantah oleh salah satu peserta diskusi Emar Pasha Amangku. Ia yang mengaku sebagai warga serang asli mengimbau agar penilaian terhadap karakter masyarakat dan budaya Banten hendaknya jangan dinilai dari satu sisi saja. “Tetapi juga dilihat dari berbagai sudut yag berbeda, sehingga benar-benar didapatkan penilaian yang sempurna tentang budaya dan karakter masyarakat Banten,” kata Emar. (Henny)