Serang – Ratusan jemaah sengaja datang ke Masjid Agung Banten Lama, di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, untuk takjiah serta turut sholat jenazah pada jasad Nadzir Kesultanan Banten Tubagus Ismetullah Al Abbas, seusai sholat Jumat (4/3/2016) Pukul 13.15 WIB.
Namun suasana hampir tak terkendali ketika semua jemaah ingin mendekati keranda Almarhum saat hendak di gotong kedalam Masjid, yang diiringai gema takbir “Allahhuakbar”, dan sholawat nabi “Allahummashalli ala Muhammad”.
Suasana terlihat sangat mengharubiru ketika prosesi pemakaman yang di mulai sekitar pukul 14.25 WIB, di Komplek Kesultanan Maulana Hasanudin Banten. Kalimat tahmid terus berkumandang mengiringi jenazah sosok yang dikenal santun dan bijaksana tersebut. Isak tangis keluarga korban mengiringi prosesi pemakaman Almarhum, tak terkecuali isteri Almarhum, Trialita Arta Mayasora.
“Sabar, sabar, sabar,” ujar salah seorang kerabat menenangkan istri almarhum di sela-sela pemakaman.
Terlihat Walikota Serang Tb. Haerul Jaman, Wakil Walikota Sulhi Khoir, sejumlah pejabat serta tokoh Banten ikut menyolati dan mengiringi pemakaman jenazah yang dikenal sebagai Sultan Muda tersebut.
Sebelum disholatkan, putra sulung ahli waris Kasultanan Banten (kenadziran) Almarhum Tb Ismetullah Al-Abbas, Tb Ahmad Vilvil menggelar akad nikah di depan jasad sang Ayah. Tadinya, Tb Vivil dan pasangannya Khairunnisa berencana untuk menggelar akad nikah Mei mendatang.
“Ini keinginan Vilvil. Rencananya kan Mei, namun karena beliau (almarhum-red) keburu nggak ada, keluarga sepakat mereka dinikahkan sekarang juga di depan jenazah almarhum,” kata Ai Dewi Susant, salah satu keluarga almarhum.
Tb Ahmad Vilvil bersama Khairunnisa melangsungkan akad secara sederhana di kediamannya yang terletak di lingkungan Banten Lama, Kasemen, Kota Serang, yang disaksikan seluruh pelayat yang hadir termasuk pejabat penting seperti Gubernur Banten.
Isak tangis keluarga pun tak terelakkan. Bahkan Gubernur Banten Rano Karno, Sekda Banten Ranta Suharta, Rektor Untirta Soleh Hidayat dan Mantan Bupati Serang, Taufik Nuriman dan sejumlah tokoh Provinsi Banten nyaris tidak tersenyum dalam acara sakral tersebut.
Diketahui, Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Omni Tangerang, Banten, Kamis (3/3/2016) pukul 19.30 WIB. Menurut sang istri, Gumpalan darah pada bagian kepala diduga sebagai penyebab meninggalnya almarhum.
“Sebelum wafat, almarhum muntah-muntah. Keluarga membawah almarhum ke Rumah Sakit Omni. Kata pihak rumah sakit ada gumpalan darah di bagian kepalanya. Itu mungkin yang membuat beliau muntah-muntah,” ujar Trialita, Kamis (3/3/2016) malam.
Almarhum yang dikenal kerabatnya santun dan bijaksana meninggal di usianya yang ke-56. Almarhum meninggalkan seorang istri yakni Trialita Arta Mayasora, serta tiga orang anak yakni Tb Ahmad Vivil, Ratu Novtatia Intan, Tb Rain Akbar Pamungkas. Oleh Kesultanan Cirebon, Almarhum didaulat menjadi Sultan Muda, yang secara budaya berhak mewakili Kesultanan Banten dalam pertemuan kerajan-kerajaan Nusantara. (oman/red)