JAKARTA, beritaindonesianet-Seorang pengusaha media diduga tega menganiaya istri dan ibu kandungnya hingga babak belur di rumah mereka Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Tragisnya, penganiayaan itu dilakukan sehari menjelang perayaan ulang tahun tersangka WM.
“Kami sebagai keluarga korban tidak terima adik kami sering dianiaya William Martapura, lama-lama dia bisa mati diperlakukan keji seperti itu,” kata Edvan, 33, kakak korban Sh, 30.
Edvan mengaku sudah melaporkan kejadian itu ke petugas SPKT Polda Metro Jaya yang suratnya bernomor STTLP/B/1130/III/2022/SPKT POLDA METRO JAYA dan ditandatangani Kepala SPKT Kompol Sri Miharti SH. “Tapi dari hari Sabtu saya melapor, sampai hari Senin ini tersangka belum juga ditahan,” ujarnya saat ditemuin Senin (08/03).
Padahal, kata Edvan, akibat penganiayaan oleh suaminya tersebut, adiknya Sh hingga kini masih shock dan terluka parah sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Edvan menceritakan pernikahan adiknya Sh dengan WM sudah cukup lama dan dikarunia 2 orang anak. Selama menikah, Sh sudah beberapa kali dianiaya suaminya. “Suaminya sering mabuk dan selingkuh, dan kalau adik saya tegur dia marah dan suka mukul.”
Terakhir Jumat (04/03), sekitar pukul 22.00, WM pulang dalam keadaan mabuk. “Tapi kali ini mabuknya agak berlebihan,” ujar Sh dalam keterangannya via Whatsapp.
Karena di bawah pengaruh minuman alkohol yang cukup parah, kata Sh, tiba-tiba tanpa aba-aba, Wiliam mengungkit semua permasalahan yang pernah terjadi dalam rumah tangga. “Dia juga mulai memaki maki saya,” kata Sh.
Setelah memaki, kata Sh, WM mulai berkata kasar. “Sangat amat kasar, kata-kata yang bahkan tidak pernah terbesit dari pikiran saya. Beliau mulai melempar saya dengan hp.”
Sh menjelaskan saat kejadian tersebut, ada ibu mertuanya yang sedang bermalam. “Karena besoknya adalah ulang tahun suami saya William.”
Saat WM memukul Sh hingga terjatuh, ibu mertuanya melindungi tubuhnya sembari duduk di lantai. “Saya sudah berulang kali memohon ampun, beliau memiliki badan yang 3 kali lebih besar dari saya, beliau memukuli saya tanpa ampun, memaki, menjambak kepala saya. Ibu kandung beliau yang pada saat kejadian mencoba meminta ampun atas dasar nyawa saya juga terkena pukulannya,” kata Sh.
Tak hanya itu, saja, setelah memukul Sh yang juga terkena ibu kandungnya, WM mengangkat kaca meja yang ada dikamar mereka dan bermaksud memukulkan ke badan Sh. “Ibu kandung beliau melindungi saya sehingga kaca tersebut meniban kaki ibu kandungnya.”
Puncaknya, WM menjambak rambut Sh dan menarik telinganya hingga berdarah. Ia menjambak dan menarik telinga saya dilanjutkan dengan memukul kepala saya dengan sekuat tenaga dan naasnya, di telinga yang ada anting, sehingga telinga saya robek terbelah dua dan darah terus mengalir dan berceceran di lantai,” ujar Sh. Penganiayaan itu baru berakhir setelah Sh meminta ampun sambil mencium kaki WM.
Akibat kejadian itu, Sh terluka parah. Wanita dari 2 anak itu dilarikan ke rumah sakit bersama ibu mertuanya yang juga terluka.
Sh mengaku sudah pernah melaporkan penganiayaan dirinya kepada pihak kepolisian dan menuntut cerai. Tapi karena WM berjanji akan berubah mereka rujuk kembali. Namun, ternyata janji itu diingkari dan WM kembali menganiaya Sh.
Sementara itu saat dihubungi, WM enggan memberi keterangan. “Waduh sori ya,” ujarnya begitu mengetahui ditelpon media.(hen)