Syambara Pemerhati Jurnalis
———-
Desember 2021 akan ada Konferensi Provinsi (Konferprov) PWI Provinsi Lampung. Sebagai pemerhati Jurnalis saya akan memberi usulan ; agar Bang Yadi (Supriyadi Alfian) dalam kapasitasnya sebagai ketua PWI dapat memberikan gambaran tentang sosok sosok ketua yang muncul belakangan ini.
Apa kira-kira sosok ketua PWI ke depan menurut Bang Yadi. Karena dari awal, dari perkembangan media massa sudah banyak nama yang muncul. Seperti Bung Nizwar dan Elkana. Kemudian juga Hermansyah, Juniardi, Iskandar Zulkarnain. Kemudian Riko Firmansyah, Wirahadikusuma dan lainnya.
Kenapa sosok yang muncul ini penting dimintai pendapat dari Bang Yadi? Pertama, agar ada kesinambungan program yang telah dilakukan dengan baik oleh Bang Yadi selama ini. Contoh kecilnya sertifikasi kompetensi gencar dilaksanakan, diskusi dan seminar banyak dilakukan, dan sebagainya.
Melalui kesinambungan program-program yang telah ada di zaman Bang Yadi kemudian dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh ketua yang nanti terpilih.
Kedua dengan adanya gambaran dari Bang Yadi, kita akan memperoleh gambaran sosok yang bukan kamuflase. Karena biasanya kalau menjelang adanya suksesi, semuanya itu terasa manis. Yang mungkin (maaf) sebelumnya tidak begitu kok jadi begitu. Yang mungkin sebelumnya begini kok jadi gitu. Dan sebagainya.
Intinya kita tidak ingin manis manis di awal tapi ujungnya ternyata pahit.
Ketiga, saya mencoba memetakan beberapa figur yang muncul. Tapi mungkin peta ini berdasarkan penglihatan masing masing peserta. Yaitu tipe calon yang pemikir, penulis kawakan, orator, yang secara teoritis dia unggul tapi ketika praktek harus melakukan kebijakan-kebijakan yang praktis yang berpihak pada kesejahteraan anggota, dia belum tentu bisa melaksanakannya.
Lalu ada juga type yang dari sisi teoritisnya dia lemah tetapi disisi praktis dia kuat. Dia akan memperkuat sisi teori-teori konsep-konsepnya itu dari tim yang akan dibentuk nanti di kabinet pengurusnya.
Kemudian berkembang agar calon yang memiliki (maaf) dendam “politik” agar menghilangkan dendam itu. Dendam dendam ini mungkin dia tidak dapatkan dari kepemimpinan yang lalu. Nah ini kurang baik. Karena nanti akan menimbulkan “the winner takes all”. Jadi mentang-mentang dia menang kemudian dia ambil semua. Dia tidak bisa mengayomi ke semua anggota.
Di akhir tulisan ini, perlu digaris bawahi masalah kerinduan dengan kantor PWI yang ramai. Terkait ini, sebuah kantor harus memiliki ruh atau jiwa. Kalau pepatah Inggris berkata bahwa “You can by house not a home”. Artinya kita bisa membeli rumah tapi bukan tempat tinggal. Berkaitan dengan kantor PWI, kita bisa memiliki gedung yang megah namun jika tidak berjiwa itu akan terlihat kurang hidup. Oleh sebab itu, agar kantor jadi hidup, semua pihak harus tidak segan segan datang ke kantor PWI.