SERANG, Gerbangbanten-Lima nama jenderal bintang tiga masuk sebagai bursa calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (kapolri) untuk menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan pensiun akhir bulan Januari 2021 ini. Dua di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten.
Kelima nama komjen (komisaris jenderal) yang diusulkan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono yang merupakan lulusan Akpol 1988, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo lulusan Akpol 1991, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar yang lulus Akpol 1988, Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto lulusan Akpol 1989, dan Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto lulusan Akpol 1987.
Ketua Kompolnas sekaligus Menko Polhukam Mahfud Md mengaku telah menyampaikan nama-nama calon Kapolri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahfud mengatakan semua calon Kapolri tersebut merupakan jenderal bintang 3.
Menurut Mahfud, kelima nama jenderal bintang tiga yang menjadi kandidat Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis dianggapi memenui persyaratan.
“Kelima orang itu dianggap memenuhi syarat profesionalitas, loyalitas, jam terbang,” ujarnya.
Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Komjen Boy Rafli Amar dalam jenjang karirnya pernah bertugas di Banten sebagai Kapolda. Komjen Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten pada tahun 2016 – 2018, sedangkan Komjen Boy Rafli Amar menduduki jabatan tersebut dua tahun sebelumnya yaitu 2014-2016.
Anggota Komisi III DPR RI Dimyati Natakusumah fraksi PKS dapil Banten mengaku bangga terhadap keberhasilan kedua pejabat polri tersebut. Mantan Bupati Pandeglang tersebut mengungkapkan jika keduanya merupakan kandidat kuat untuk menjabat Kapolri.
“Yang pasti keduanya merupakan calon kapolri yang sangat handal,” ujar Dimyati.
Dimyati mengaku mengaku pihaknya rencana akan memanggil kelima jenderal tersebut untuk profit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan setelah mendapatkan surat dari Presiden nantinya.
“Insya Allah, informasinya hari ini Presiden akan mengirimkan surat ke DPR. Kita tunggu hasilnya nanti,” katanya saat dihubungi via telpon Senin (11/01).
Sementara Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, yang juga menjadi utusan Banten di DPR RI, mengaku pihaknya hingga Senin pagi (11/01) belum menerima surat dari Presiden mengenai calon Kapolri.
“Sampai hari ini belum menerima surat dari Presiden mengenai calon Kapolri. Tentunya kami dalam posisi menunggu saja dan apabila surat tersebut sudah sampai, tentunya kami akan melakukan proses sesuai mekanisme yang berlaku,” kata Dasco kepada wartawan.
Dasco mengaku pihaknya masih belum mendapat informasi kapan Presiden Jokowi akan mengirim surat presiden ttg calon Kapolri.
“Kita belum menerima info, tapi tentunya Presiden akan menghitung mengenai persyaratan surat harus masuk sebelum batas waktu dari Kapolri yang sekarang pensiun.”
Hal senada diungkapkan anggota Komisi III asal Banten Adde Rosi Khaerunnisa. Ia mengaku pihaknya belum menerima surat dari Presiden sehingga belum ada pembahasan tentang calon Kapolri.
“Belum ada pembahasan apapun di komisi 3 dan sampai saat ini surat dari presiden pun belum kami terima,” ujar Adde Rosi.
Meskipun demikian, Adde Rosi berharap jika siapapun yang terpilih sebagai kapolri, keamanan dan ketertiban bisa berjalan lancar.
“Tentu harapan saya siapapun yang terpilih sebagai kapolri kita berharap agar keamanan dan ketertiban masyarakat khusudnya di masa pandemi ini bisa berjalan dgn baik dan maksimal,” ujar Adde Rosi.
Rekam Jejak Calon Kapolri
Kelima jenderal bintang tiga yang masuk bursa calon kapolri memiliki rekam jejak karir dan prestasi yang berbeda. Berikut jenjang karir dan prestasi kelima calon kapolri tersebut.
1. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, M.Si
Pria kelahiran di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965 tersebut merupakan pati Polri lulusan Akpol tahun 1988.
Ia bertugas sebagai Wakapolri mendampingi Jenderal Idham Aziz sejak 7 Januari 2020 lalu. Saat pandemi covid 19 ini, Gatot menjabat sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). .
Sebelumnya tahun 2019, Gatot pernah menjabat Kapolda Metro Jaya. Saat Pemilu tahun 2018, Gatot dipercayakan menjadi Ketua Satgas Nusantara yang dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman dan lancar.
Pati Polri ini juga pernah menjabat Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri. Sementara jabatan Kapolres yang pernah ia duduki di antaranya Kapolres Blitar, Kapolres Metro Depok pada tahun (2008), dan Kapolres Metro Jakarta Selatan (2009).
2. Komjen. Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo M.Si.
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang lahir di Ambon, 5 Mei 1969, tersebut saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim). Sejak dipercayakan sebagai Kabareskrim sejak 6 Desember 2019, ia beberapa kali mengungkap beberapa kasus besar.
Kasus yang menonjol saat dirinya memimpin penangkapan buronan pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra, bulan Juli 2020 lalu. Ia bahkan ikut menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia dan membawanya ke Indonesia.
Listyo Sigit juga pernah mendapatkan tugas menuntaskan kasus penyerangan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang kasusnya sempat sulit terungkap.
Listyo memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi sejak lama, saat ia menjabat sebagai Kapolres Surakarta dan Joko Widodo menjabat Walikota Solo. Kedekatan mereka semakin intens setelah Listyo Sigit diangkat sebagai ajudan Jokowi.
Dalam jenjang karirnya pada tahun 2016-2018, Listyo Sigit sempat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten. Meskipun menganut agama berbeda, saat menjabat Kapolda Banten, Listyo Sigit menjalin hubungan baik dengan para ulama dan kyai, dan hubungannya masih tetap baik hingga kini.
3. Komjen Pol Drs. Boy Rafli Amar
Komjen Pol Boy Rafli Amar lahir di Jakarta pada 25 Maret 1965. Pati Polri lulusan Akpol 1988 tersebut pernah bertugas sebagai Wakil Komandan Kontingen Garuda XIV (1999). Ia kemudian dipercayakan sebagai Kapolres Pasuruan Jawa Timur (2006), Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88/Anti Teror Mabes Polri, Direskrim Polda Maluku Utara (2008), Kapoltabes Padang (2008), Kabid Humas Polda Metro Jaya (2009), Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri (2010), Karopenmas Divhumas Polri (2012), Kapolda Banten (2014).
Pada tahun 2016-2017, Boy Rafli dipercayakan sebagai Kepala Humas Mabes Polri. Selanjutnya, Boy Rafli dipercayakan sebagai Kapolda Papua, dan sejak Mei 2020 lalu, Boy Rafli Amar menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Rekam jejak Boy Rafli dinilai sejumlah pihak cukup mumpuni sebagai calon Kapolri. Apalagi, ia dianggap ahli di bidang reserse dan antiterror. Apalagi, ia pernah terlibat langsung dalam penanganan kasus bom Bali yang merupakan jaringan teroris internasional.
4. Komjen. Pol. Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H.
Perwira tinggi Polri yang lahir di Blora bulan Februari 1967 tersebut merupakan lulusan Akpol tahun 1989.
Sejak 6 Desember 2019 menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (Kabaharkam Polri). Agus, lulusan Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara.
Sebelum menjadi Kabaharkam, Agus Andrianto menjabat Kapolda Sumut menggantikan Komjen Firli Bahuri yang menjadi Ketua KPK.
Karirnya sempat terangkat saat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2016, tatkala menangani kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
5. Komjen. Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si.
Arief Sulistyanto merupakan putra asli daerah Nganjuk, yang lahir pada 24 Maret 1965.
Sejak 22 Januari 2019, ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri. Arief, lulusan Akpol 1987 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Sebelum menjabat Kalemdiklat, jenderal bintang tiga tersebut sempat dipercayakan sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim). Pada tahun 2007, nama Arief Sulistyanto sempat disebut-sebut media karena masuk dalam anggota tim khusus penyidikan perkara aktivis Munir.
Setelah dipindahtugaskan dari Bareskrim ke Lemdiklat Polri, Arief Sulistyanto diberi kepercayaan untuk mengelola SDM Polri di Lemdiklat. Hal tersebut karena keberhasilan Arief terdahulu saat menjabat Asisten SDM Kapolri dalam mengelola SDM di tubuh Polri. (hen)