BANDARLAMPUNG, beritaindonesianet-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung akan melakukan pengawasan melekat yang tegas kepada seluruh atlet yang sudah lolos PON 2020, mulai dari dimulainya training center (TC) pada akhir Januari 2020 sampai menjelang PON, Oktober 2020.
Ini ditegaskan Wakil Ketua Umum III Bidang Pembinaan Prestasi dan Sport Science, DR Frans Nurseto, di depan para manajer dan pelatih cabang olahraga yang lolos PON pada rapat koordinasi di KONI Lampung, Kamis 9 Januari 2020.
“Target kita masuk 10 besar. Ini tidak ringan. Berat. Maka semua harus bergerak, semangat dan serius mempersiapkan PON kali ini. Bukan sekedar puas sudah masuk PON 2020, tapi semakin berat bebannya karena kita punya target besar,” ujar Frans.
Melalui Bidang Pembinaan Prestasi, KONI Lampung melakukan monitoring melekat pada setiap cabang olahraga. Ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh Bidang Binpres ini.
Pertama, TC terpusat, akan digelar pada minggu 3 di Bulan Januari atau minggu 1 di Bulan Februari 2020.
“TC terpusat ini akan kita pantau secara intens, dan ada tim kita yang turunkan langsung ke lokasi. Jadi, tidak ada alasan apapun ketika TC terpusat sudah digelar, untuk telat dan tidak hadir. Maka tidak ada alasan apapun bagi atlet dan cabor tersebut, kalau ini dilanggar. Maka mohon maaf,” tegasnya.
Kedua, di awal April 2020. KONI Lampung, akan mengevaluasi fisik atlet, melalui tes fisik tahap 2. Dan bagi atlet yang tidak masuk dalam kategori fisik baik sekali sesuai kebutuhan dengan masing-masing cabor. Maka, tidak diperkenankan mengikuti try-out yang didanai oleh KONI, kecuali menggunakan anggaran pribadi.
Frans menjelaskan tentang kategori fisik bahwa tidak sama antara cabor yang satu dengan lainnya. Contoh, kategori baik sekali atlet Biliar. Berbeda dengan kategori baik sekali atlet karate. Jadi, tim Satgas KONI sudah mempersiapkan ambang batas kriteria fisik – fisik tersebut.
“KONI bertanggungjawab atas semua pembinaan sesudah atlet lolos PON. Tetapi ada persyaratan yang jauh lebih berat, yakni atlet harus standar sesuai yang ditetapkan oleh KONI Lampung. Meskipun pak Gubernur berjanji memberangkatkan seluruh atlet yang lolos PON, tapi kami punya hak prerogatif untuk mengirim atlet ke PON. Karena kami yang membiayai seluruh aktivitasnya,” kata Frans lagi.
Ketiga, Juli 2020. KONI kembali akan menggelar tes fisik tahap akhir. “Nah, di tes tahap akhir ini menjadi penentuan berangkat tidaknya atlet ke PON. Kategori baik sekali akan diberangkatkan. Dan yang tidak, maka mohon maaf kami akan coret,” tegasnya. (mba))