JAKARTA, beritaindonesianet- Semenjak kedatangan Presiden Joko Widodo dalam rangka Rapat Terbatas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bersama Kementerian dan Lembaga terkait di Riau pada tanggal 16 September 2019, operasi pemadaman karhutla menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) lebih diintensifkan.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan 4 pesawat bersama para personelnya untuk membantu proses TMC yang masing-masing dibagi di dua tempat, yakni 2 di Sumatera dan 2 di Kalimantan. Upaya TMC yang digawangi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)-pun sudah membuahkan hasil. Hujan turun di beberapa tempat yang menjadi daerah operasi TMC seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan sebagainya.
Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa jumlah titik api dengan _confident level_ >50% per provinsi dalam kurun waktu 21-27 September 2019 sudah turun sampai 90 persen.
Pantauan pada hari ini, Minggu (29/9) hingga pukul 15.30 WIB di wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara umum kondisi cuaca terpantau cerah berawan hingga hujan. Jarak pandang di beberapa bandara di Pulau Sumatera terpantau berada pada level baik, dengan _visibility_ lebih dari 5 km. Data sementara yang berhasil dihimpun, jarak pandang di Pekanbaru mencapai 6 km (berawan), Rengat – Indragiri Hulu 5 km (hujan), Jambi > 10 km (berawan), dan Palembang > 10 km (berawan).
Kemudian berdasarkan pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) hingga pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa titik api dengan kategori sedang dan tinggi terdeteksi masing-masing berada di Riau dengan 3 titik, Muaro Jambi 1 titik, dan Sumatera Selatan 124 titik. Hal tersebut menunjukkan bahwa titik api terpantau cenderung berkurang.
Sementara itu, pantauan cuaca yang dilakukan di Pulau Kalimantan menunjukkan bahwa kondisi cuaca cerah, berawan hingga hujan. Sedangkan untuk jarak pandang terpantau sudah lebih dari 5 km. Kendati demikian, asap tipis masih terpantau berada di wilayah Palangkaraya – Kalimantan Tengah dan Banjarmasin – Kalimantan Selatan.
Beberapa data hasil pantauan jarak pandang dan cuaca di wilayah Kalimantan meliputi; Pontianak > 10 km (berawan), Pangkalan Bun > 10 km (berawan), Sampit 7 km (berawan), Palangkaraya 3.5 km (berasap) dan Banjarmasin 9 km (berasap). Sedangkan pantauan titik api kategori sedang dan tinggi hingga pukul 16.00 WIB terdeteksi masing-masing di Kalimantan Barat dengan 4 titik, Kalimantan Selatan 4 titik, dan Kalimantan Selatan 4 titik.
Secara umum program pemadaman yang dilakuan oleh Satgas Gabungan dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah pusat seperti BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Sosial (Kemsos), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BPPT, BMKG, LAPAN, TNI, Polri dan juga Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah membuahkan hasil.
Merujuk pada tren laporan yang dihimpun berdasarkan citra satelit terkini dan tinjauan langsung di lapangan, bisa disimpulkan bahwa episode karhutla 2019 tak lama lagi segera usai. Oleh karena itu, dari seluruh pencapaian atas hasil usaha pemadaman darat, udara dengan _water bombing_ dan TMC.
“Ditambah prediksi BMKG tentang musim hujan yang akan segera datang semakin membuat kami optimis bahwa bencana asap karhutla ini akan segera berlalu,” ujar
Agus Wibowo, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. (hen/*)