JAMBI, beritaindonesianet – “Alhamdulilah pagi ini diawali hujan, dari hasil usaha kita bersama. Doa dan usaha manusia memadamkan Karhutla. Saya mendapat laporan sudah delapan kabupaten yang mengalami hujan. ” kata Kepala BNPB Doni Monardo di Posko Karhutla, Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi (24/9).
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Karhutla di Provinsi Jambi sangat buruk. “Hal ini berdampak kepada kesehatan. Catatan ISPU tahun 2019 lebih jelek dibandingkan tahun 2015” kata Doni. Jambi begitu pekat asapnya, karena lebih dari lima ribu hektar adalah lahan gambut yang kedalamannya cukup dalam. “Di beberapa tempat apinya ada yang berada di dalam tanah, dengan kedalaman 5 meter” ungkapnya.
Data BMKG menunjukkan tahun 2015 ISPU (Partikulat PM10) terburuk Jambi adalah *173 (Tidak Sehat)*. Sedangkan di tahun 2019 ISPU (Partikulat PM10) terburuk Jambi mencapai *411 (Berbahaya)* _(data sampai dengan 23 September 2019)_
Kedepannya, pencegahan akan jauh lebih baik dari penanggulangan. TMC dan water bombing tidak serta merta dapat mengatasi Karhutla. Hanya alam yang dapat mengatasinya, yakni Hujan.
Strategi selanjutnya adalah menggalakkan sosialisai kepada masyarakat secara langsung. Libatkan pemuka agama dan sebagainya untuk sosialisasi. “Tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar” pesannya.
Selain dampak terhadap kesehatan juga berakibat buruk. Kepala BNPB berpesan jangan sampai ada lagi titik api baru. Mari kita bersinergi dan berkolaborasi dengan semua komponen. Tidak lupa media juga harus mengawal, dan mengingatkan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, BNPB juga memberikan bantuan mesin pompa sebanyak tujuh set, dan 1.000 oksigen ke Provinsi Jambi.(hen/*)