Internasional – India membangun lebih dari 14.000 bungker bagi keluarga yang tinggal di sepanjang perbatasan negaranya dengan Pakistan di Kashmir dan Jammu agar mereka tak harus dievakuasi jika ada serangan artileri.
Sejumlah ahli dari pemerintah mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan struktur tembok dan baja di bawah tanah yang diperkirakan dapat menelan biaya total US$ 60 juta atau setara Rp844,5 miliar.
Pemerintah negara bagian dan kontraktor mengatakan bahwa mereka sudah membangun ratusan bungker bawah tanah dengan dinding dan atap tiga kali lebih tebal dari rumah biasa dan baja 10 kali lebih banyak.
Reuters mengunjungi belasan bungker tersebut, beberapa di antaranya tergenang air karena dibangun di lahan pertanian atau di sebelah rumah-rumah penduduk.
“Ini dapat menahan penembakan ringan,” kata seorang insinyur beserta pejabat departemen pekerjaan umum Jammu dan Kashmir yang ditugaskan untuk membangun bungker.
Pembangunan bungker ini sudah dimulai sejak Juni tahun lalu, ketika hubungan antara negara rival bersenjata nuklir itu memburuk.
Penduduk desa di perbatasan India mengatakan mereka lelah meninggalkan rumah mereka ketika perseteruan memanas. Hidup miskin, sangat sulit bagi mereka untuk meninggalkan ternak dan hasil panen, terutama setelah melihat anggota keluarganya sendiri terbunuh.
Tanattar Singh, seorang pria berusia 75 tahun dari desa Chachwal, mengatakan putrinya terbunuh pada 2002 akibat terkena terkena peluru di luar rumah mereka.
“Penembakan bisa terjadi lagi dan kami tahu ada risiko hidup begitu dekat dengan perbatasan. Namun, apa yang bisa kami lakukan? Kami tidak bisa meninggalkan desa seperti yang dilakukan oleh orang-orang kaya,” kata Singh.
Selasa malam (26/2), Pakistan menggunakan senjata kaliber berat untuk menembak 12 sampai 15 tempat di sepanjang sisi India dari perbatasan wilayah Kashmir yang dipersengketakan. Tentara India membalas dengan menembaki wilayah Pakistan.
“Orang-orang panik,” kata Rahul Yadav, wakil komisaris distrik Poonch, sebuah daerah terpencil di negara bagian India yang menghadapi beberapa serangan.
Baku tembak memang kerap terjadi di sepanjang perbatasan Kashmir. Namun, penembakan pada Selasa (26/2) dianggap sebagai penanda peningkatan ketegangan antara India dan Pakistan.
Ketegangan meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah Kashmir pada 14 Februari lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 40 personel militer India.
New Delhi menuding Islamabad terlibat dalam bom bunuh diri itu, sebuah klaim yang dibantah Pakistan. Sejak itu, bentrokan militer antara kedua negara terus terjadi.
India dan Pakistan saling tembak jatuh pesawat militer kedua negara hingga sejumlah bandara di sekitar Kashmir terpaksa ditutup sementara.
Pakistan juga menutup akses penerbangan sipil untuk sementara waktu akibat bentrokan di Kashmir, meski militer menyebut penutupan itu dilakukan karena alasan lingkungan. (syf/has)