Kesehatan – Tidak selamanya perabotan rumah Anda aman meskipun sering dibersihkan. Studi baru dari Duke University menemukan, anak-anak yang tinggal di rumah yang memiliki lantai vinil dan perabotan tahan api memiliki konsentrasi senyawa organik semi-volatile (SVOCs) yang berbahaya pada darah atau urine mereka.
Untuk studi tersebut, para peneliti menganalisis sampel udara dalam ruangan, debu dalam ruangan, dan busa yang dikumpulkan dari perabotan di setiap rumah. Mereka juga memeriksa sampel lap tangan, urine, dan darah dari masing-masing anak.
“Tujuan dari studi ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara produk tertentu dan paparan anak-anak, serta untuk menentukan bagaimana paparan itu terjadi. Apakah masuk melalui pernapasan, kontak kulit atau inhalasi debu yang tidak disengaja,” kata pemimpin studi Heather Stapleton, yang merupakan ahli kimia lingkungan dari Duke University, dilansir WebMD.
Menurut Heather, SVOCs banyak digunakan dalam elektronik, perabotan, dan bahan bangunan. Ia dapat dideteksi di hampir semua area dalam ruangan. Paparan manusia terhadap mereka tersebar luas, terutama untuk anak-anak muda yang banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah-rumah dimana sofa ruang tamu utama berisi eter diphenyl polybrominated eter (PBDEs) yang tahan api memiliki konsentrasi PBDEs enam kali lebih tinggi dalam darah mereka. PBDEs ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan saraf, obesitas, gangguan endokrin, kanker, dan masalah kesehatan lainnya.
Sementara itu, anak-anak yang tinggal di rumah yang memiliki lantai vinil di semua area rumahnya ditemukan memiliki konsentrasi benzyl butyl phthalate metabolit dalam urine mereka. Hal itu 15 kali lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di rumah yang tidak memiliki lantai vinil.
Benzyl butyl phthalate adalah sebuah bahan plastik yang sering digunakan untuk ubin lantai. Benzyl butyl phthalate telah dikaitkan dengan gangguan pernapasan, iritasi kulit, multiple myeloma, dan gangguan reproduksi.
Hati-hati juga dengan pembersih perabotan
Anda juga harus memilih pembersih perabotan dengan hati-hati. Sebab, kebanyakan pembersih perabotan berbahan dasar kimia dan itu sangat berbahaya, terutama pada anak-anak.
Menurut dr. Karin Wiradarma, umumnya bahan pembersih mengandung zat kimia kuat yang dapat mencetuskan reaksi iritasi, dan gejalanya dapat mirip seperti alergi. “Bahan pembersih yang digunakan dapat menimbulkan gejala iritasi dari residu yang tertinggal pada perabot rumah tangga,” ujar dr. Karin.
Gejala iritasi yang dapat timbul, antara lain bersin, mata gatal dan berair, hidung tersumbat, serangan asma, dan ruam kemerahan pada kulit. dr. Karin mengatakan, bahan pembersih yang dapat menimbulkan iritasi adalah yang mengandung ammonia, formaldehyde, sodium lauryl sulphate, d-limonene, dan sodium hypochlorite.
Bahan kimia tersebut dapat ditemui di pengilap perabotan kayu, disinfektan, pembersih piring, sabun pencuci baju, dan pelembut pakaian. Jika anak sudah ada gejala alergi, segera bawa ke dokter untuk ditangani. Selanjutnya, bacalah label pada produk pembersih sebelum membeli, atau memilih produk pembersih yang ramah lingkungan. Menurut dr. Karin, bahan tersebut umumnya memiliki risiko yang lebih rendah dalam menimbulkan iritasi. (rs/rvs)