Internasional – Seorang imam ternama di Arab Saudi, Ahmed al-Amari, dilaporkan tewas setelah lima bulan berada di dalam tahanan.
Putra Amari, Abdullah, mengonfirmasi kematian ayahnya dan mengatakan bahwa upacara pemakaman akan diadakan pada Senin (21/1).
Kabar kematian ini datang di tengah sorotan dunia atas rekam jejak hak asasi manusia di Saudi, terutama setelah pembunuhan jurnalis pengkritik, Jamal Khashoggi.
Kelompok pegiat HAM, ALQST, melaporkan bahwa Amari sudah ditransfer dari tahanan ke rumah sakit pemerintah sejak awal bulan ini karena mengalami pendarahan otak.
Menurut para aktivis ALQST, Amari ditahan pada Agustus tahun lalu, ketika pasukan keamanan menggerebek rumahnya dan langsung membawa dekan Islamic University itu ke ruang isolasi.
Ia dan sejumlah tokoh lainnya diyakini memiliki pengaruh keagamaan pada Safar al-Hawali, yang ditahan pada Juli lalu karena menerbitkan buku berisi kritik atas keluarga kerajaan Saudi.
Saudi terus membungkam lawan politik, termasuk dengan cara menahan dan diduga menyiksa para pengkritik pemerintah, sementara Putra Mahkota Mohammed bin Salman membangun citra sebagai tokoh reformasi.
Negara kerajaan itu sendiri mengaku tak memiliki tahanan politik dan membantah ada penyiksaan terhadap tahanan. Namun, sejumlah pejabat mengakui bahwa pemantauan aktivis memang diperlukan untuk memastikan stabilitas sosial. (has/cnn)