Internasional – Mantan Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota era-Obama, Julian Castro, menyatakan kesiapannya untuk maju pada Pemilu Presiden AS 2020 sekaligus menjadi kandidat presiden keturunan latin pertama di Negeri Paman Sam.
“Saya adalah calon Presiden Amerika Serikat,” seru Castro (44), kepada massa yang berkumpul di Guadalupe Plaza, San Antonio, yang merupakan kota banyak dihuni keturunan Amerika-Meksiko.
“Tidak ada kontestan [pilpres] yang lahir dari sini, tapi saya selalu percaya bahwa dengan mimpi besar dan kerja keras, segala sesuatu mungkin terjadi di negara ini,” Castro, yang juga merupakan kader Partai Demokrat, menambahkan.
Dia kemudian menceritakan masa kecilnya sebagai imigran di AS. Castro, dan saudara kembarnya, Joaquin, yang merupakan anggota Kongres, mengaku dulu naik bus ke sekolah di jalur yang sama dengan jalur saat dia menuju acara di lokasi pidato kali ini.
Selain itu, ia menyebut neneknya, Victoria, yang duduk di atas panggung di belakangnya di bawah bendera Amerika yang besar, yang tiba dari Meksiko pada 1922.
“Saya bersaing untuk menjadi Presiden AS karena ini saatnya untuk kepemimpinan baru, karena inilah saatnya untuk energi baru,” cetusnya, yang merupakan mantan Wali Kota San Antonio itu.
Diketahui, saat ini pemerintah Presiden Donald Trump dalam kondisi shutdown alias penutupan pemerintahan. Namun, Trump meminta dana untuk membangun tembok di perbatasan Meksiko, demi menghalangi lebih jauh masuknya para imigran ke Negeri Paman Sam.
“Ya, kita perlu keamanan perbatasan, tapi ada cara yang lebih cerdas dan manusiawi untuk melakukannya. Dan tak perlu ada kurungan bagi anak-anak demi keamanan,” sindir Castro terhadap kebijakan Trump terhadap kaum imigran.
Kepada massa yang berkumpul di San Antonio, Castro berkata, “Medicare untuk semua.” Hal itu berarti ia memilih kebijakan yang akan memberikan jaminan kesehatan bagi semua warga tanpa kecuali.
Jika benar-benar maju pada Pilpres AS 2020, Castro kemungkinan akan bersaing dengan politikus kelas berat seperti mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, senator AS Elizabeth Warren, Bernie Sanders dan Kamala Harris, dan bahkan miliarder Michael Bloomberg.
Mark Jones, analis politik di Rice University di Houston, AS, menyebut peluang Castro untuk mengamankan pencalonannya tipis.
“Julian Castro seharusnya tidak dipertimbangkan,” kata Jones. “Kebintangannya jelas tidak tampak lagi, dan terutama karena ambisi Julian Castro untuk jadi Presiden,” tutupnya. (arh/cnn)