Internasional – Majalah berita mingguan terkemuka di Jerman, Der Speigel, mengakui salah satu wartawan seniornya, Claas Relotius ternyata sudah bertahun-tahun mengarang laporan supaya layak diberitakan. Pernyataan yang disampaikan pada Rabu (19/12) itu membuat geger industri media massa.
Relotius merupakan seorang wartawan yang telah banyak memenangkan penghargaan jurnalistik, termasuk CNN Journalist of The Year pada 2014.
Awal bulan ini, pria berusia 33 tahun itu memenangkan penghargaan sebagai Reporterpreis di Jerman atau Reporter of The Year. Melalui karya liputannya tentang seorang anak muda Suriah, Relotius menuai pujian juri dan diganjar penghargaan itu.
Sejak menerima penghargaan itu, mulai beredar kabar karya-karya berita Relotuis adalah palsu dengan sumber reportase yang tidak kredibel.
Mengutip The Guardian, Kamis (20/12) pemalsuan berita tersebut terungkap setelah salah satu rekan Relotius curiga ketika meliput berita di perbatasan AS-Meksiko. Dia merasa janggal dengan beberapa hal dari laporan yang diterbitkan pada November itu.
Juan Moreno yang juga jurnalis akhirnya melacak dua sumber yang ditulis oleh Relotius, yang diduga tak kredibel. Keduanya lantas mengaku belum pernah bertemu Relotius.
Dari penyeledikan tersebut juga ditemukan Relotius berdusta tentang melihat tanda atau coretan di tembok yang menyatakan ujaran diskriminatif.
Selain memalsukan berita suasana imigran di perbatasan AS-Meksiko, ia juga memalsukan berita tentang seorang tahanan Yaman di Teluk Guantanamo, dan tentang bintang football AS, Colin Kaepernick.
Menanggapi dugaan dan penemuan tersebut, rekan-rekan reporter Relotius di Spiegel awalnya tak bisa mempercayai hal tersebut. Mereka bahkan sempat beranggapan Relotius hanya korban dari rencana licik Moreno.
“Relotius dengan sangat cerdik menolak semua serangan. Namun, dengan penelitian Moreno yang sangat konkret dan teliti, Relotius tak bisa menyangkal lagi dan diburu dengan ketakutan,” tulis majalah tersebut dalam sebuah artikel.
Pria yang telah bekerja sebagai reporter Spiegel sejak 2007 itu kemudian mengundurkan diri setelah mengakui beritanya bohong. Relotius mengatakan dia menyesali tindakannya dan merasa sangat malu.
Ia mengaku melakukan melakukan hal itu karena khawatir gagal. Dalam artikel tersebut, Spiegel juga mengaku terkejut atas penemuan tersebut. Mereka menyatakan permintaan maaf kepada pembaca dan kepada siapa saja yang menjadi subyek kutipan palsu, tokoh yang dibuat-buat dengan adegan yang diciptakan secara fiktif oleh Relotius. (fey/ayp/cnn)