Kesehatan – Kondisi stres, entah karena pekerjaan, masalah keluarga, atau hal yang lainnya bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali pria. Stres bisa memengaruhi kondisi kesehatan jika dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu ada baiknya, para pria tahu mengenali tipe gejala stres yang mereka alami.
Pada umumnya pria tidak terlalu pandai untuk urusan mengelola stres dalam hidup mereka. Ini karena pria biasanya lebih tertutup dan berusaha menyelesaikan masalah mereka sendiri. Pria sangat berbeda dari wanita dalam hal menangani stres. Wanita biasanya lebih peka terhadap masalah kesehatan mental mereka dan sering mencari teman untuk berbagi cerita.
Pria cenderung menyelesaikan semuanya sendiri. Akibatnya, ia jadi kesulitan untuk keluar dari rasa stres tersebut. Hal yang menjadi unek-unek mereka tidak bisa dilepaskan, sehingga malah semakin menekan dari hari ke hari.
Gejala stres pada pria
Gejala stres pada pria banyak macamnya. Dalam hal ini, biasanya gejala stres dibagi menjadi 2 tipe, yakni gejala yang berhubungan dengan fisik dan psikologis. Namun, harus diingat bahwa stres adalah pengalaman individu, begitu pula dengan gejala-gejalanya. Sehingga, tidak semua pria akan mengalami hal yang sama, terutama dari sisi gejala.
Berikut ini beberapa gejala stres yang berhubungan dengan fisik, yang biasa dialami pria:
- Sakit dada
- Jantung berdebar-debar
- Tekanan darah tinggi
- Sesak napas
- Kelelahan
- Dorongan seksual berkurang atau meningkat
- Nyeri otot, seperti nyeri punggung dan leher
- Sakit kepala
- Pusing
- Sering menggertakkan gigi
- Tenggorokan terasa kaku dan kering
- Gangguan pencernaan
- Sembelit atau diare
- Meningkatnya keringat
- Kram perut
- Kelebihan atau kekurangan berat badan
- Masalah kulit
Beberapa kondisi di atas merupakan gejala stres yang dirasakan secara fisik. Memang beberapa gejala yang disebutkan di atas mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga sering dianggap bukan gejala stres. Akibatnya kondisi tersebut rentan menjadi semakin parah karena sering dibiarkan begitu saja.
Selain gejala fisik di atas, gejala psikologis juga bisa membantu mendefinisikan seorang pria mengalami stres atau tidak.
Berikut ini gejala stres yang berhubungan dengan psikologis:
- Mudah sedih
- Depresi
- Mudah menangis
- Menarik diri dari dunia luar atau isolasi
- Insomnia atau sulit tidur
- Perubahan suasana hati
- Mudah khawatir
- Mudah gelisah
- Menurunnya kemampuan mengendalikan kemarahan
- Makan berlebihan atau anoreksia
- Merasa diri tidak aman
- Produktivitas menurun, baik urusan pekerjaan atau tugas-tugas di rumah
Selain gejala di atas, bagi pria perokok, stres sering dilampiaskan dengan merokok lebih banyak dari biasanya. Merokok sering dianggap bisa menjadi solusi melepas stres. Di sisi lain, meningkatnya konsumsi alkohol juga masuk sebagai gejala stres. Alkohol yang memabukkan dianggap sebagian pria bisa menjadi “obat” untuk melupakan masalah.
Fakta tentang stres
Sama seperti gejalanya, secara garis besar stres dapat dialami dalam 2 cara, yakni secara fisik dan psikologis. Keduanya saling terkait. Psikolog Janice Keicolt-Glaser menyebut stres kronis menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh, peningkatan risiko infeksi, dan menurunnya kemampuan untuk melawan infeksi atau memperbaiki jaringan.
Sementara itu, stres jangka panjang ternyata bisa menjadi faktor dalam memburuknya kesehatan. Oleh karenanya Anda perlu melatih kemampuan Anda dalam mengendalikan stres, demi kesehatan Anda.
Namun, tak selamanya stres buruk. Stres juga bisa baik bagi manusia. Tanpa stres, Anda tidak akan mendapatkan adrenalin untuk memenangkan perlombaan, menyelesaikan masalah, menyelesaikan ujian, mendapatkan sesuatu yang diingkan, dan membuat perubahan penting.
Itulah serangkaian gejala stres yang sering dialami oleh pria. Melihat panjangnya daftar gejala stres yang dialami pria, sudah seharusnya para pria bisa mengelola kondisi stres mereka agar terhindar dari gangguan kesehatan yang lebih serius. (rvs)
Sumber: Klik Dokter