Internasional – Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut berdiskusi dalam sebuah sambungan telepon membahas kondisi kota Manbij dan Idlib di utara Suriah pada Kamis (1/11).
Selain membahas situasi terkini kawasan tersebut, kedua petinggi negara itu disebut kantor Erdogan menekankan tekad mereka memperkuat hubungan dua negara.
Tentara Turki dan AS memulai patroli gabungan pada Kamis di kawasan Manbij. Kawasan itu dinilai sebagai pusat kekacauan dalam beberapa tahun terakhir setelah pasukan Kurdi mengambil alih area itu dalam sebuah serangan mengusir ISIS pada 2016.
“Presiden kami dan Presiden AS Donald Trump menekankan tekad keduanya untuk mengambil langkah konstruktif guna memperkuat hubungan bilateral Turki-AS yang lebih lanjut,” tulis pernyataan tersebut.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengonfirmasi telepon tersebut dan mengatakan dua pemimpin negara mendiskusikan keinginan untuk bekerja bersama, terutama mengenai Suriah.
Turki, yang dikenal lama mendukung pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Di sisi lain, Turki dan Rusia yang merupakan sekutu asing utama Assad, bersepakat membuat sebuah zona demiliterisasi di Idlib pada September lalu.
Hubungan AS dan Turki sempat memanas karena persoalan Suriah, Iran, dan rencana Ankara membeli peralatan militer Rusia.
Namun hubungan tersebut mulai membaik pada bulan lalu setelah pengadilan Turki membebaskan seorang pendeta AS dari hukuman dua tahun penjara. (end/cnn)