Internasional – Presiden Rodrigo Duterte mengatakan bahwa Filipina tidak membutuhkan jet tempur F-16 yang ditawarkan oleh Amerika Serikat.
“Kami tidak butuh F-16 itu, tapi mereka menawarkannya setelah mereka mempermalukan kita,” ujar Duterte menanggapi surat dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
“Jika mereka berpikir kami akan membeli pesawat Lockheed Martin itu, berapa banyak F-16 yang bisa saya beli? Tiga? Buat apa? Melawan China? Malaysia? Yang kami butuhkan adalah pesawat baling-baling untuk melawan pemberontak.”
Duterte kemudian membacakan isi surat yang disampaikan melalui Duta Besar AS untuk Filipina, SUng Kim, tersebut.
Pada awal surat itu, Kim menyatakan dukungan AS untuk program modernisasi Filipina. Hal ini juga ia bicarakan saat bertemu langsung dengan Pompeo dan Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis.
“Kami menulis kepada Anda untuk memastikan dukungan pemerintah kami untuk upaya modernisasi Pasukan Bersenjata Filipina dan komitmen kami untuk terus bekerja sama dengan kongres Anda untuk mendukung langkah strategisnya,” tulis Kim.
Menurut Duterte, surat tersebut ditandatangani oleh Pompeo, Mattis, Kim, dan Menteri Perdagangan AS, Wilbur Louis.
Melalui surat tersebut, Kim dilaporkan juga menawarkan pertemuan antara Duterte, Pompeo, dan Mattis.
Namun, Duterte tak suka dengan kritik dari mantan Presiden Barack Obama dan keputusan AS sebelumnya untuk menghentikan bantuan militer ke Filipina.
Sebelumnya, Duterte sendiri sempat menyatakan keinginan untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Donald Trump, tapi dia tak mau bertandang ke AS.
Di tangan Duterte, Filipina memang dianggap mengubah haluan negaranya dari sebelumnya bersekutu dekat dengan AS menjadi lebih dekat ke China dan Rusia.
Pekan lalu, Asisten Menhan As untuk Keamanan Asia Pasifik, Randall Schriver, memperingatkan Filipina agar tidak membeli peralatan pertahanan dari Rusia. (has/cnn)