Mataram – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 474 gempa susulan dengan jumlah yang dirasakan warga Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebanyak 20 kejadian hingga Jumat pukul 18.00 WITA.
Gempa terakhir dirasakan pada jam 04.33 WITA dengan magnitudo 4,8 pada Skala Richter (SR), pada kedalaman 10 kilometer dengan pusat gempa 8,44 lintang selatan dan 116,50 bujur timur atau 10 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Timur.
“Dirasakan di Mataram, dan Lombok Timur sebesar 1 SIG BMKG (II MMI). Yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, sementara benda-benda ringan yang digantung akan bergoyang,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Sebelumnya gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Pulau Lombok, Minggu (5/8) pukul 19.46 WITA.
Pusat gempa diketahui berada di 18 kilometer barat laut Lombok Timur, atau pada lereng utara timur laut Gunung Rinjani, di kedalaman 15 kilometer.
Data sementara yang masuk di Posko Induk Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, tercatat jumlah korban tewas mencapai 386 orang hingga pukul 22.00 WITA. Seluruhnya tersebar di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Kota Mataram.
Mengenai gempa susulan, Dwikorita mengatakan bahwa kemungkinan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan dengan kecendrungan gempa yang semakin melemah secara fluktuatif.
“Kami tetap mengimbau agar warga tetap tenang namun waspada. BMKG secara terus menerus memantau perkembangan kegempaan selama 24 jam dan menginformasikannya kepada masyarakat,” ucap Dwikorita sambil mengajak warga NTB segera bangkit dari duka gempa.
Bencana alam, menurut dia, merupakan ujian dari Tuhan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik dan kuat, sehingga harus mampu melewati cobaan tersebut.
“Gempa bumi, longsor, tsunami, banjir bandang, gunung meletus dan lain sebagainya adalah salah satu ujian dari Tuhan. Saya yakin jika kita bisa melewati ujian dengan lapang dada, Insya Allah kita akan semakin ditinggikan derajatnya dihadapan Allah,” katanya.
Dwikorita juga meminta seluruh korban bencana alam di Pulau Lombok, agar bersabar menunggu upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah daerah dan pusat.* (ant)