Serang – Ketua Bawaslu Banten Didih Sudi mengatakan, sekitar 12 negara siap mengirimkan delegasinya untuk memantau proses pilkada serentak di sejumlah daerah di Banten pada 27 Juni 2018 mendatang.
“Banten jadi tempat penelitian lembaga internasional. Pada Pilkada tahun ini yang jadi lokasi pemantauan yakni Kota Serang dan Kota Tangerang,” kata Didih di Serang, Sabtu (2/6/2018).
Pada 2015 lalu, lanjutnya, pilkada serentak di Banten juga menjadi perhatian para pemantau internasional. Saat itu, delegasi dari Mesir berkunjung ke Kota Tangerang Selatan.
Menurutnya, pemantauan lembaga luar negeri dalam pilkada saat ini tidak bisa dihindari, apalagi di era globaliasi. Sebab di banyak negara lain, penyelenggara pemilu itu masih menjadi bagian dari pemerintah dan pemilu menjadi sumber konflik.
“Di banyak negara pemilu menjadi sumber konflik, Indonesia termasuk negara contoh karena dalam proses peralihan kekuasaan tidak menimbulkan konflik,” kata Didih.
Menurutnya, sejumlah lokasi yang akan dijadikan percontohan dalam pemungutan suara misalnya di Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan Rumah Sakit (RS). Ada 10 lokasi TPS di masing-masing kabupaten/kota yang akan menjadi lokasi pemantauan yakni di Kota Serang dan Kota Tangerang.
Adapun sejumlah negara yang sudah konfirmasi untuk mengirimkan delegasi pemantau pemilu di Banten, yakni, Australia, Neval, Malidives, Bangladesh, Swiss, Kamboja, Timor Leste, India, Thailad dan Laos.
“Ini semua perlu kesiapan semua penyelenggaran karena kita akan kedatangan tamu,” kata Didih.
Sementara terkait pemantauan aktivitas parpol atau bakal calon anggota legisltif dan calon kepala daerah selama Ramadan, Bawaslu melakukan pemantauan secara intensif baik siang maupun malam dengan menertibkan sejumlah spanduk, baliho ucapan Ramadan yang mengarah pada kampanye.
“Bawaslu tidak melarang orang berbuat baik, bersedekah untuk meningkatkan ibadah. Tapi kalau mau mengasih sedekah silakan titipkan ke lambaga formal, jangan sampai ada indikasi kampanye. Kalaupun ada ucapan Ramadan silakan asal tidak cantumkan parpol,” kata Didih.
Pihaknya mengajak semua pihak untuk saling menghormati bulan Ramadan dengan menjaga kesucianya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang akan merusak kesucian seperti menyebarkan berita-berita hoax, ujaran kebencian, dan adu domba. (man)