Kesehatan – Saat anak sedang demam, mungkin salah satu obat yang lazim Bunda pilih untuk meredakannya adalah paracetamol. Namun, tahukah Bunda berapa dosis paracetamol yang tepat untuk diberikan kepada anak? Berikut adalah panduannya.
Paracetamol merupakan jenis obat yang masuk dalam kategori analgesik atau pereda rasa sakit, sekaligus sebagai penurun demam. Obat paracetamol sering direkomendasikan sebagai salah satu pengobatan untuk mengurangi nyeri ringan hingga sedang. Obat ini juga aman digunakan berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan ibu hamil, karena jarang sekali menimbulkan efek samping jika digunakan sesuai dosis.
Panduan Pemberian Dosis Paracetamol Anak
Meski paracetamol tergolong obat yang aman untuk digunakan dan minim efek samping, namun tidak berarti obat ini selalu aman untuk diberikan kepada anak-anak yang sedang sakit. Ikutilah beberapa panduan berikut, yang dapat membantu Bunda dalam pemberian dosis paracetamol untuk anak:
- Batas usia pemberian paracetamol
Paracetamol secara umum aman untuk digunakan segala usia. Namun pemberian paracetamol pada bayi di bawah 3 bulan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk mengurangi risiko efek samping. - Kocok terlebih dahulu
Sediaan paracetamol untuk anak umumnya berbentuk cairan atau sirup. Oleh karena itu, sebelum diberikan pada anak disarankan untuk dikocok terlebih dahulu setidaknya 10 detik, untuk memastikan komposisi obat sudah tercampur secara merata dalam larutan. - Gunakan sendok takar khusus
Sebagian orang tua menganggap bila takaran standar pemberian paracetamol pada anak dapat diukur dengan menggunakan sendok teh atau pun sendok makan. Namun, pandangan tersebut sebenarnya tidak tepat. Cara terbaik pemberian paracetamol adalah dengan menggunakan sendok takar yang telah disediakan dalam kemasan, atau sendok takar khusus obat. Hal ini dilakukan agar pemberian paracetamol tidak menyalahi dosis yang dianjurkan. - Perhatikan kandungan obat yang sudah diberikan
Bila Si Kecil sebelumnya sudah mengonsumsi obat lain yang mengandung paracetamol, tidak disarankan memberikan obat-obatan lain yang memiliki kandungan sejenis, untuk menghindari pemberian dosis paracetamol berlebihan kepada Si Kecil. - Perhatikan dosis per hari
Pemberian paracetamol pada anak biasanya tergantung pada kondisi yang sedang dialaminya. Dosis paracetamol untuk bayi atau anak adalah 10-15 mg per kilogram berat badan anak. Paracetamol tidak boleh diberikan lebih dari lima kali dalam sehari, dan jarak pemberian obatnya minimal 4-6 jam.
Dosis Paracetamol Anak yang Dianjurkan
Informasi pemberian dosis paracetamol untuk anak yang tertera pada kemasan biasanya berdasarkan usia. Namun, pemberian dosis paracetamol yang paling tepat adalah berdasarkan berat badan. Berikut informasi lengkap dosis paracetamol untuk anak berdasarkan berat badan dengan perbandingan usianya:
Berat Badan Anak | Usia Anak | Dosis | |
Miligram (mg) | Mililiter (ml) | ||
3 – 5 kg | 0-3 bulan | 40 | 1,25 |
5 – 8 kg | 4-11 bulan | 80 | 2,5 |
8 – 11 kg | 12-23 bulan | 120 | 3,75 |
11 – 16 kg | 2-3 tahun | 160 | 5 |
16 – 22 kg | 4-5 tahun | 240 | 7,5 |
22 – 27 kg | 6-8 tahun | 320 | 10 |
27 – 32 kg | 9-10 tahun | 400 | 12,5 |
33 – 43 kg | 11-12 tahun | 480 | 15 |
43 kg ke atas | 13 tahun ke atas | 640 | 20 |
Dosis paracetamol anak di atas adalah berdasarkan sediaan obat dalam bentuk sirup, dengan takaran 160 mg per 5 ml sirup. Paracetamol untuk anak yang lebih besar juga tersedia dalam bentuk tablet. Tapi, bagi anak yang kesulitan mengonsumsi kedua jenis paracetamol di atas atau bila anak sedang muntah-muntah, tersedia pula paracetamol dalam bentuk supositoria (dimasukkan melalui anus) bagi anak.
Pastikan Bunda memberikan paracetamol untuk anak sesuai dengan dosis yang tertera pada label kemasan atau anjuran dokter, agar tidak menimbulkan dampak negatif pada tubuh Si Kecil. Jangan lupa untuk menyimpan obat di tempat yang sejuk, kering, dan gelap, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jika setelah penggunaan obat paracetamol, Si Kecil mengalami keluhan diare, mual, muntah, nyeri perut, keringat dingin, dan lemas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.(ad)