Jakarta – Pemerintah Myanmar menyatakan telah memulangkan satu keluarga Rohingya dari sekitar 700ribu pengungsi di Bangladesh. Padahal sebelumnya PBB memperingatkan bahwa pemulangan pengungsi belum memungkinkan untuk dilakukan karena alasan keamanan.
Dilansir dari AFP, pernyataan ini dikemukakan pemerintah Myanmar pada Sabtu (14/4/2018) malam. Mereka menjadi keluarga Rohingya pertama yang kembali ke Myanmar.
“Lima anggota keluarga…kembali ke kamp pemulangan kota Taungpyoletwei di Rakhine pagi ini,” kata pemerintah yang ditulis pada akun Facebook resmi Komite Informasi, seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, para pengungsi lain masih berada di Bangladesh sejak tentara Myanmar menyerang mereka yang berada di Rakhine utara Agustus lalu. Seharusnya Bangladesh dan Myanmar mulai memulangkan para pengungsi pada Januari. Namun rencana ini urung dilakukan karena kedua belah pihak saling menyalahkan karena kurang persiapan.
Kepulangan mereka dilengkapi dengan Kartu Verifikasi Nasional (National Verification Cards). Kartu ini merupakan kartu identitas penduduk sementara dan sempat ditolak oleh pemimpin Rohingya yang menginginkan hak penuh.
Selain menuliskan pernyataan, pemerintah Myanmar juga mengunggah foto keluarga yang dipulangkan. Ada seorang pria, dua wanita, anak perempuan dan anak laki-laki menerima kartu dan mendapat pemeriksaan kesehatan.
Meski belum disebutkan rencana berikutnya bagi keluarga ini, pernyataan di Facebook menyebut keluarga ini telah dikirim untuk tinggal di rumah kerabat di kota Maungdaw.
Pengungsi Muslim dari Myanmar berkumpul di kamp-kamp kumuh di Bangladesh karena tentara setempat menyerang Rakhine sejak Agustus lalu. PBB menyebut itu merupakan upaya pembersihan etnis, namun Myanmar membantahnya.
Mereka menyebut pasukannya hanya menargetkan para militan Rohingya.(cn)