Internasional – Seorang mantan agen ganda Rusia diberitakan jatuh sakit di Inggris, Senin (5/3). Sergei Skripal, 66 tahun, diduga diracun dan kini dalam kondisi kritis.
Polisi Inggris menemukan Skripal bersama seorang wanita berusia 30an yang tak sadarkan diri di sebuah bangku di luar pusat perbelanjaan di Salisbury, 40 kilometer sebelah barat daya London, Senin (5/3/2018).
“Kami sedang melakukan penyelidikan intensif untuk menentukan apa penyebab kedua orang tersebut pingsan, dan memastikan adanya tindakan kriminal,” kata Craig Holden, Asisten Kepala Polisi Wiltshire seperti dilansir kantor berita AFP. Polisi tidak menyebut identitas para korban. Identitas Skripal disebut-sebut oleh media massa Inggris.
Holden menyatakan polisi menerima telepon dari seorang warga sekitar pukul 16.15 waktu setempat, Minggu (4/3).
“Pasangan yang kami percaya saling mengenal, tidak terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Distrik Salisbury,” kata Holden sambil menambahkan keduanya dalam kondisi kritis.
Freya Church, yang melihat pasangan tersebut melorot dari bangku di luar pusat perbelanjaan, kepada media Inggris, BBC menyatakan bahwa keduanya tampak meminum sesuatu yang sangat kuat.
Rumah Sakit Distrik Salisbury menyarankan kepada masyarakat untuk tidak pergi ke unit gawat darurat rumah sakit, kecuali sangat mendesak, Senin (5/3).
Juru bicara Kesehatan Publik Inggris mengatakan tidak ada risiko langsung dari insiden itu atas kesehatan masyarakat.
“Dalam kondisi seperti ini, kolega ilmuwan dan rekan medis kami bergabung dalam respons multi agensi dan akan memberikan saran medis kepada masyarakat jika diperlukan,” kata juru bicara tersebut.
Setelah penemuan Skripal dan rekannya dalam kondisi pingsan itu, sebagian pusat kota ditutup. Petugas berpakaian khusus untuk menyelidiki bahan berbahaya masih melakukan pemeriksaan.
Tayangan televisi memperlihatkan petugas menyemprot di sejumlah tempat, mengais tempat sampah. Sebuah restoran terdekat ditutup sementara sebagai tindakan pencegahan.
Kendaraan polisi juga tampak merekam kondisi rumah Skripal di Salisbury.
Kepolisian Witlshire juga meminta masyarakat segera menelepon layanan darurat, ‘jika Anda merasa kesehatan Anda atau seseorang menurun.’
Skripal, mantan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris, sebagai bagian dari pertukaran besar sejak Perang Dingin, jatuh sakit setelah terpapar zat ‘tak dikenal’.
Kini mantan kolonel di unit intelijen militer Rusia itu dalam perawatan intensif bersama seorang wanita tak dikenal di Kota Salisbury, Inggris. Dia divonis 13 tahun penjara di Rusia pada 2006 dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Inggris. Dia dinyatakan bersalah karena mengkhianati intelijen Rusia untuk agen mata-mata Inggris, M16.
Rusia menuduhnya bekerja untuk M16 sejak 1990-an. Skripal diduga menerima bayaran US$100 ribu untuk tiap informasi yang diberikan.
Skripal mendapat perlindungan di Inggris di bawah kesepakatan pertukaran mata-mata antara Amerika Serikat dan Rusia pada 2010.
Dia salah satu dari 14 mata-mata yang ditukar Moskow dan Washington di Bandara Wina pada 2010. Anna Chapman, mata-mata Rusia yang terkenal glamor termasuk salah satunya.
Skripal lalu tinggal di Inggris selama delapan tahun terakhir dan menyembunyikan diri.
Insiden yang menimpa Skripal mengingatkan orang pada kasus Alexander Litvinenko, mantan mata-mata Rusia yang tewas terkena racun radioaktif polonium di London pada 2006.
Sebuah penyelidikan di Inggris atas kasus kematian Litvinenko menemukan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin, ‘kemungkinan menyetujui’ pembunuhan tersebut. Hasil penyelidikan yang dilansir pada 2016 juga mengidentifikasi dua warga Rusia, Andrei Lugovoi dan Dmitri Kovtun sebagai tersangka utama.
“Ini mirip dengan apa yang menimpa suami saya, tapi kami perlu informasi lebih banyak,” kata Marina Litvinenko, janda Alexander Litvinenko kepada media Inggris, Daily Telegraph. Dia menambahkan jika plot peracunan oleh Rusia itu terbukti, maka hal itu menunjukkan bahwa ‘tidak ada ada yang berubah sejak kematian suami saya.’ (nat)