Iran: Tel Aviv Rata dengan Tanah Jika Israel Menyerang

Internasional – Iran melontarkan peringatan keras terhadap Israel sebagai tanggapan atas pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berapi-api di Konferensi Keamanan Munich, akhir pekan lalu.

“Tel Aviv akan rata dengan tanah jika rezim Israel kembali melakukan tindakan militer melawan Republik Islam,” kata sekretaris Dewan Kebijaksanaan Mohsen Rezaie, Senin (19/2/2018), dalam laporan Tasnim yang dikutip CNN.

Rezaie juga mengatakan dia “tidak akan memberi kesempatan bagi Netanyahu untuk melarikan diri” jika “langkah tidak bijak” dilakukan terhadap Iran. Demikian dilaporkan kantor berita Fars.

Reaksi Rezaie dilontarkan sehari setelah Netanyahu memaparkan hal-hal yang menurutnya merupakan upaya Iran mendominasi kawasan dengan agresi dan teror.

“Israel tidak akan membiarkan rezim Iran mencekik kita dengan teror,” kata Netanyahu. “Kami akan bertindak tanpa ragu untuk mempertahankan diri, dan kami akan bertindak, jika diperlukan, tidak hanya pada proksi Iran tapi terhadap Iran sendiri.”

Dalam pidato, Netanyahu memegang benda yang menurutnya adalah puing pesawat nirawak Iran. Dia mengatakan drone itu terbang ke wilayah udara Israel pada pekan lalu.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif merespons, menyatakan “Anda jadi pemirsa sirkus katrun pagi ini, yang bahkan tidak pantas untuk ditanggapi.”

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat belakangan ini, di tengah perang Suriah yang berkembang menjadi arena pertempuran proksi lebih luas.

Pekan lalu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan kepada CNN bahwa Israel mencegat sebuah drone di wilayah udaranya. Sebagai respons, pihaknya menyerang sebuah pusat komandi Iran dekat Palmyra, Syriah.

Namun, sebuah jet tempur yang digunakan dalam serangan itu tertembak dan jatuh di utara Israel setelah “diberondong tembakan anti-pesawat” dari pasukan Suriah, kata Tel Aviv.

Pasukan Israel kemudian menyerang 12 sasaran di Suriah, termasuk empat titik yang disebut milik Iran. (aal/cnn)