Internasional – Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban tanah longsor di Bangladesh yang telah menelan nyawa sebanyak 152 jiwa.
Sementara itu masyarakat di desa-desa yang terdampak longsor berusaha memberi bantuan menggunakan sekop dan peralatan lainnya untuk menggali jenazah dari timbunan tanah dan lumpur yang menimpa rumah mereka di tengah malam.
Otoritas setempat menyebut ratusan rumah tertimpa batu, tanah dan lumpur setelah hujan deras dengan curah 343 milimeter berlangsung selama 24 jam.
Kepala Departemen Manajemen Bencana Reaz Ahmed mengatakan longsor tersebut merupakan yang terburuk dalam sejarah Bangladesh dan menyebut jumlah korban masih akan terus bertambah, karena beberapa lokasi belum bisa dicapai oleh tim penyelamat.
Salah satu korban selamat Khodeza Begum menyebut sebelas orang di desanya tewas akibat longsor.
“Saya keluar rumah pada dini hari dan melihat gunung seperti jatuh dan menimpa desa,” katanya, dikutip AFP, Kamis (15/6/2017).
“Saya langsung berteriak agar semua orang keluar rumah. Sangat mengerikan,” lanjutnya.
Sementara para Rabu (14/6) pemadam kebakaran di distrik Rangamati kembali mengevakuasi enam jenazah yang tertimbun lumpur. Mereka menggunakan sekop dan pompa air agar bisa menggali jenazah yang terkubur.
“Jenazah berada di kedalaman 1-1,5 meter di bawah lumpur. Kami harus menggunakan pompa air berkekuatan tinggi untuk menghilangkan lumpur dan mengevakuasi jenazah,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Rangamati, Didarul Alam.
Sebelumnya pada Selasa, pemadam kebakaran berhasil mengevakuasi 18 jenazah. Namun mereka menyebut kekurangan tenaga untuk mengevakuasi seluruh area yang terdampak longsor dalam waktu singkat.
“Kami harus menunggu bantuan sumber daya manusia sebanyak 60 orang dari Chittagong,” kata Alam.
Pemerintah Bangladesh telah membangun 18 tempat pengungsian di daerah-daerah yang paling terpengaruh bencana dan 4500 orang telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Meskipun demikian, pemerintah mendapat laporan masih banyak orang hilang.
“Banyak orang dilaporkan hilang. Ratusan rumah, jalan dan menara transmitter sinyal telekomunikasi rusak karena hujan deras dan longsor,” kata N Chakhai, Kepala Badan Penganggulangan Bencana Bangladesh, kepada AFP.
Kepala Distrik Rangamati Manzurul Mannan mengatakan 104 warganya tewas akibat bencana tersebut dan 200 lainnya luka-luka. Sementara di Chittagong, 37 orang dilaporkan tewas. (les/cnn)