Cilegon – Para calon gubernur dan wakil Gubernur Banten unjuk kebolehan dalam menyampaikan visi misi mereka sebaga calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Kongres Rakyat Banten (KRB) yang berlangsung di di Hotel Grand Mangku Putra Cilegon, Rabu (10/8/2016).
Gubernur Banten Rano Karno mengaku sangat mengapresiasi acara ini. Meskipun demikian, ia enggan menghadiri acara inti berupa penyampaian visi misi dan dialog dan memilih pulang.
“Ada acara lain,” katanya.
Pada KRB kali ini, bakal calon gubernur mendapatkan waktu 15 menit untuk menyampaikan visi dan misinya. Bakal calon gubernur Banten Wahidin Halim yang mendapatkan kesempatan pertama mengatakan, jika dirinya terpilih menjadi Gubernur Banten, dirinya akan mengalahkan Jakarta dan menyaingi Singapura dalam pencapaian di beberapa bidang.
“Kita harus mengalahkan Jakarta dan menyaingi Singapura dalam pencapaian di beberapa bidang. 22 isu yang akan menjadi perhatian saya dalam visi dan misi diantaranya; pendidikan, kesehatan, pembangungan infrastruktur, pertanian, kelautan, pariwisata, ekonomi kreatif.” katanya.
Sementara bakal calon Gubernur Banten dari jalur perseorangan Achmad Dimyati Natakusumah mengaku pihaknya sudah menyiapkan perencanaan program yang akan dilaksanakan 5 tahun mendatang. Ia menekankan, pemberantasan korupsi adalah program utama yang harus dijalankan Pemprov Banten mendatang.
“Korupsi harus diberantas di Banten. Itu target terbesar saya,” kata Dimyati.
Sementara Gubernur Banten Rano Karno yang juga bakal calon gubernur, setelah membuka acara KRB berpamitan pulang.
Sementara itu, ketua DPR RI Ade Komarudin (Akom) yang juga hadir berharap jika KRB ini bisa menjadi gerakan awal perubahan Banten ke depan untuk menjadi lebih baik. Sebagai simbolis, Akom juga didaulat untuk memukul gong sebagai simbolis dibukanya Kongres Rakyat Banten.
Kongres Rakyat Banten yang digagas oleh mantan Walikota Cilegon Aat Syafaat ini ternyata mendapat sambutan positif dari semua calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten. Semua cagub-cawagub hadir. Kecuali tubagus haerul jaman, yang berhalangan hadir. (Henny)