Internasional – Lebih dari 100 imigran, termasuk 20 anak-anak, tewas setelah dua kapal yang membawa mereka tenggelam di lepas pantai Libya pada awal bulan ini, Rabu (12/9/201).
Saksi mata mengatakan kepada pihak Dokter Lintas Batas (MSF) bahwa dua perahu karet itu berlayar dari pantai Libya pada 1 September lalu, masing-masing kapal berisi 160 orang.
MSF menambahkan bahwa para imigran berasal dari Sudan, Mali, Nigeria, Kamerun, Ghana, Libya, Aljazair, dan Mesir.
Menurut pernyataan korban selamat, mesin kapal rusak di satu perahu, sementara mesin di kapal lainnya mulai tenggelam.
“Ada 165 orang dewasa dan 20 anak-anak di atas kapal,” kata dia kepada AFP.
Saksi tersebut juga mengatakan bahwa ketika perahu mulai tenggelam, beberapa penumpang memiliki jaket pelampung dan bisa berenang. Namun, yang bertahan hidup hanya mereka yang memegang lambung kapal.
“Hanya 55 orang yang selamat,” kata saksi tersebut.
Pada 2 September lalu, penjaga pantai Libya membawa 276 orang ke pelabuhan Khums, di antaranya adalah orang-orang yang selamat dari insiden ini.
MSF menyatakan para korban selamat itu dipindahkan ke pusat penahanan di bawah kendali pihak berwenang Libya.
Pihak Dokter Lintas Batas juga menyatakan bahwa di antara para korban itu ada wanita hamil, anak-anak, dan bayi. Beberapa di antaranya menderita luka bakar akibat bahan bakar yang bocor
Sementara itu, korban lainnya mengidap pneumonia dan infeksi paru-paru karena berada di air terlalu lama.
Jan Defransciscis, perawat MSF yang bekerja di Misrata, Libya, mengatakan bahwa beberapa di antaranya juga menderita luka bakar lebih dari 75 persen. (cin/has)